Tuesday, August 19, 2008

Esposito Menjawab Rumsfeld



Pada Minggu malam 10 Agustus 2008, Jakarta kedatangan tamu istimewa. John Louis Esposito, salah seorang pakar Islamic Studies paling terkemuka di dunia, singgah di Indonesia dalam lawatannya ke Asia Tenggara. Bersama Dalia Mogahed, analis senior dan direktur eksekutif Gallup Center for Muslim Studies, Esposito menyajikan survei Gallup World Poll yang menggemparkan dalam buku Saatnya Muslim Bicara!
Esposito terkenal sebagai pengkaji Islam dari kubu objektif-simpatik. Ketika Samuel Huntington memunculkan tesisnya yang terkenal tentang Clash of Civilization (Benturan Antarperadaban)---yang menyatakan bahwa pasca Perang Dingin, Islam (dan Cina) akan muncul sebagai penantang Barat---Esposito menggugatnya lewat buku The Islamic Threat: Myth or Reality? (terjemahannya diterbitkan Mizan dengan judul Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?). Setelah Peristiwa 11 September, banyak pengkaji Islam di Barat yang serta merta mengambil posisi bermusuhan dengan Islam. Tokoh paling menonjol dari kubu ini adalah Bernard Lewis yang menulis What's Wrong with Islam? Esposito tetap bergeming dalam sikap menyerukan dialog dan pengertian antara Barat dan Islam.
Esposito hadir di Jakarta dalam rangka diskusi sekaligus peluncuran edisi Indonesia buku terbarunya, Saatnya Muslim Bicara! Pada malam itu, Esposito mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat dalam proyek raksasa tersebut. Bahkan, ia menyatakan bahwa menurutnya, inilah karya terpenting dirinya hingga saat ini. Terlebih lagi, fakta-fakta yang terungkap dari jajak pendapat itu menguatkan keyakinannya selama ini. Terbukti bahwa mayoritas Muslim di dunia tidak memusuhi Islam. Hanya 7% Muslim yang menyetujui Serangan 11 September. Secara garis besar, riset Gallup ini membuahkan kesimpulan bahwa permasalahan yang ada sekarang bukanlah benturan antarperadaban atau antaragama. Problem yang ada sekarang adalah ketidakadilan yang berakar, terutama, pada kebijakan luar negeri AS yang menerapkan standar ganda dan disetir kepentingan dalam negeri tanpa mengindahkan bangsa lain.[]
Berawal dari Donald H. Rumsfeld
Tak lama setelah peristiwa serangan 9/11, dalam suatu konferensi pers di Washington, Donald Henry Rumsfeld, Menteri Pertahanan Amerika Serikat ketika itu, mendapat pertanyaan dari seorang reporter. Pertanyaan itu berbunyi demikian: Apakah umat Muslim dunia mendukung serangan ke menara kembar WTC. Sang Menteri pun menjawab dengan enteng, "Tak seorang pun tahu. Karena kita tak bisa melakukan Gallup Poll terhadap opini umat Muslim."
Jawaban Rumsfeld itu menggelisahkan CEO Gallup Organization, Jim Clifton. Bahwa "Bagaimana mungkin tak seorang pun di Washington yang tahu menahu apa yang dipikirkan 1,4 milyar Muslim di dunia ini, sedangkan setiap saat kita bekerja menyusun strategi-strategi rumit yang akan mengubah dunia. Kegelisahan itulah yang kemudian membuat Clifton memerintahkan perusahaannya melakukan sebuah megariset.
Akhirnya, kegelisahan Jim Clifton pun terobati dengan lahirnya sebuah buku yang menampung megariset Gallup Organization dengan responden yang mencakup 1,3 milyar Muslim dunia. Buku hasil kerja besar anak buah Jim Clifton itu kini sudah diterjemahkan dalam edisi bahasa Indonesia dan diberi judul Saatnya Muslim Bicara!: Opini Umat Muslim tentang Islam, Barat, Kekerasan, HAM, dan Isu-Isu Kontemporer Lainnya.
Apa keistimewaan buku ini? Lewat buku ini para pembaca akan mengetahui secara lebih jelas dan berdasar terkait dengan jawaban dari pelbagai pertanyaan berikut: (1) Apakah mayoritas Muslim menyetujui aksi terorisme atas nama Islam? (2) Apakah mayoritas Muslim membenci Barat? (3) Manakah yang dipilih oleh Muslim: demokrasi atau teokrasi? (4) Benarkah mayoritas Muslimah merasa tertindas? Dan (5) benarkah mayoritas Muslimah menginginkan kebebasan seperti wanita Barat?
Tentu saja, bukan hanya lima persoalan penting di atas yang dikandung oleh buku hasil riset Gallup Organization ini. Uskup Agung Desmond Tutu, penerima hadiah Nobel dalam bidang perdamaian, bahkan secara khusus memberikan pujian yang layak kita cermati: ”Buku Saatnya Muslim Bicara! meruntuhkan retorika-konflik para politisi dan komentator, dan menampilkan suara umat Muslim yang sering tak terdengar.”[]

No comments: