
Rasulullah saw bersabda : “Nabi Ibrahim as membangun kota Makkah menjadi Tanah Haram, dan mendoa'akan bagi kemakmuran penduduknya. Aku membangun kota Madinah menjadi tanah Haram sebagaimana Nabi Ibrahim mengharamkan kota Makkah, dan Aku mendoa'akan kemakmuran bagi penduduk Madinah seperti Nabi Ibrahim mendo'akan kemakmuran penduduk Makkah". Rasulullah saw. bersabda, "Kota Madinah yaitu daerah antara dua kawasan berbatu hitam adalah tanah haram."
Batas-batas Kota Madinah
1. Daerah antara dua Labah (labatani/lahar). Yang dimaksud dengan Labatani ialah dua harrah (harratani/dua kawasan berbatu hitam); yaitu, Bagian Timur yang dahulu dikenal dengan nama Harrah Waqim, dan di Bagian Barat yang dahulu dikenal dengan Harrah Wabarah.
2. Pengharaman daerah antara dua kawasan berbatu hitam dan tiga lembah, yaitu jama' Tadharu`, jama' Ummu Khalid dan jama' Aqil atau Aqir, yaitu pegunungan yang membentang dari lembah Aqiq sebelah Barat sampai ke sumur Urwah (dekat Universitas Islam Madinah).
3. Pengharaman daerah antara Tsur dan Ir.
* Tsur adalah bukit kecil yang terletak di belakang gunung Uhud, berwarna merah. Di belakang bukit ini sekarang terdapat jalan ke arah Pelabuhan Udara.
* Ir adalah gunung hitam yang besar yang mengarah ke Barat Daya dari Zulhulaifah (Bir Ali). Pada lereng sebelah Baratnya melintas jalan Hijrah yang merupakan jalur cepat.
Keutamaan Madinah
a. Madinah adalah daerah yang paling dicintai oleh Allah Taala. Ia adalah tempat hijrah utusan-Nya, Muhammad saw, tempat tidur beliau, keluarganya, tetangganya dan Ansharnya. Ia adalah rumah iman dan ke sanalah iman dapat bertahan pada akhir zaman. Dan pada pintu masuknya terdapat malaikat yang menjaga. Tidak akan dimasuki oleh Dajjal dan penyakit thaun. Ia adalah negeri terakhir di dunia yang hancur. Ia adalah tempat turunnya wahyu. Hampir tidak ada tempat di Madinah kecuali di sana diturunkan wahyu atau keluar hadis nabi.
b. Barangsiapa yang ingin berbuat buruk, maka Allah akan melarutkannya sebagaimana larutnya garam di air. Ia terhindar dari kejahatan. Rasulullah saw. bersabda,
اللهم حبب إلينا المدينة كحبنا لمكة أو أشد
Artinya, " Ya Allah! Tumbuhkanlah kecintaan kami kepada Madinah seperti cinta kami kepada Mekah atau lebih dari itu. "
للهم اجعل بالمدينة ضعفي ما جعلت بمكة من البركة
Artinya, " Ya Allah! Jadikanlah keberkahan kota Madinah berlipat dari keberkahan yang Engkau turunkan di Mekah. "
اللهم بارك لنا في مدينتنا، اللهم بارك لنا في صاعنا، اللهم بارك لنا في مدنا، اللهم اجعل مع البركة بركتين.
Artinya, " Ya Allah! Berkahilah kami di kota Madinah kami. Ya Allah! Berkahilah kami pada rezki kami. Ya Allah! Berkahilah kami pada makanan kami. Ya Allah! Jadikanlah satu keberkahan menjadi dua keberkahan. "
من استطاع أن يموت بالمدينة فليمت فإني أشفع لمن يموت بها
Artinya, " Barangsiapa yang mampu untuk meninggal di Madinah, maka meninggallah di sana karena sesungguhnya aku akan memberi syafaat kepada orang yang meninggal di sana. "
Masjid Nabawi
Masjid Nabawi terletak dikota Madinah. Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabatnya dan kaum Muslimin. Adapun jarak Mekah ke Madinah sekitar 498 km, dan bisa ditempuh sekitar 8 jam.
Ziarah di Masjid Nabawi dan Makam Rasul menjadi sunah dikarenakan ibadah di Masjid Nabawi mempunyai keistimewaan tersendiri sebagaimana Masjidil Haram.
Rasullah saw bersabda :“Sholat di Masjidku ini lebih utama seribu kali dari sholat dimasjid lain kecuali Masjidil Haram, dan sholat di Masjidil Haram lebih baik seratus ribu kali dari sholat di masjid lainnya. (HR.Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Hakim).
Masjid ini awalnya dibangun oleh Nabi Muhammad saw beserta sahabat-sahabatnya pada tahun pertama hijriyah (622M) seluas 1050 M2 (panjang 35m dan lebar 30m) yang bersebelahan dengan rumah beliau yang terletak di sebelah timurnya. Masjid Nabawi kala itu sangat sederhana sekali, tiang-tiangnya dari batang korma, atapnya dari pelepah pohon korma, dindingnya terbuat dari batu tanah setinggi 2 meter. Terdapat tiga buah pintu yaitu disebelah kanan, kiri dan belakang (sebelah selatan) dan mihrabnya sebelah utara, karena kiblat masih menghadap ke Baitul Maqdis.
Masjid Nabawi ini mengalami perubahan berkali-kali, pertama kali perluasan oleh Rasulullah saw sendiri di tahun 7 H, setelah Rasulullah memimpin perang Khaibar, sehingga luasnya menjadi 2,475m2. Demikian seterusnya Masjid Nabawi mengalami perluasan demi perluasan.
Masjid Nabawi sekarang mempunyai luas 165.000m2, dengan luas halaman 235.000m2, 10 buah menara dengan ketinggian 104 meter (menara yang baru) dan berdaya tampung 1 juta orang jamaah dimusim haji. Mihrab masjid Nabawi yang sekarang digunakan sebagai tempat imam waktu memimpin shalat berjamaah, disebut Mihrab ustmani, karena lokasi mihrab ini adalah tempat imam setelah masjid Nabawi diperluas oleh Khalifah ustman bin Affan pada tahun 29 H ( 649M).
Dalam Masjid Nabawi terdapat tiang-tiang bersejarah yang perlu diketahui oleh kaum muslimin. Tiang-tiang tersebut adalah:
1. Ustuwanah Aisyah (tiang Aisyah), Berada di tengah-tengah Raudha sebelah barat makam Nabi. Rasullah saw pernah mengimami selama 3 bulan di tempat ini setelah kiblat umat Islam dipindah dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.
2. Ustuwanah Al Wufud (tiang Abi Lubabah atau tiang At Taubah), karena seorang sahabat Abu Lubabah pernah merasa berdosa karena telah menghukum seorang Yahudi Bani Nadzir yang tertahan. Kemudian Abu Lubabah mengikatkan dirinya ke tiang tersebut, dan ia tidak akan melepaskannya sebelum Allah mengampuninya. Akhirnya turunlah ayat An- Nisa : 65 – 67 yang menjelaskan taubatnya telah diterima, dan akhirnya Rasullah sendiri yang melepaskan ikatannya.
3. Ustuwanah Al- Muhlakah. Disebut demikian karena Rasullah melihat ada dahak melekat di tiang itu, maka Allah memerintahkan sahabat untuk membersihkannya. Akhirnya sahabat membersihkan tiang tersebut dan memberinya minyak wangi huluk. Rasullah merasa gembira karena itulah minyak wangi pertama yang diberikan ke masjid tersebut.
4. Ustuwanah As-Sarir. Disebut demikian karena Rasullah menggunakannya untuk tempat tidur beliau yang terbuat dari anyaman kurma dan pelepahnya, berada di tempat I’tikaf Nabi di sebelah Ustuwanah At-Taubah.
5. Ustuwanah Al-Haris. Di tempat inilah Ali Bin Abi Thalib selalu berada di tempat itu untuk menunggu panggilan dan perintah Rasullah saw. Karena itulah tiang ini juga disebut tiang Ali bin Abi Thalib.
Pada bangunan masjid terdapat beberapa buah pintu, diantaranya:
1. Pintu at-Taubah (terletak disebelah kiri kiblat).
2. Pintu Fatimah (terletak disebelah timur).
3. Pintu Tahajud (terletak disebelah utara).
4. Pintu Raudah (terletak disebelah barat, sekarang sudah ditutup).
5. Pintu Jibril (terletak disebelah utara makam Rasulullah).
6. Pintu as Salam (terletak dibagian shaf peertama).
Pintu Masjid ini terbuka seluas-luasnya untuk beribadah, kecuali setelah Shalat Isya karena Masjid ditutup, dan buka kembali pukul 03.00 waktu setempat, berbeda dengan Masjidil Haram yang terbuka untuk beribadah selama 24 jam.
Di Masjid Nabawi, tempat shalat bagi kaum perempuan dipisahkan dengan laki-laki. Berbeda dengan Masjidil Haram yang tidak terpisah. Tempat shalat perempuan berada di belakang kaum laki-laki.
Raudha
Raudha adalah tempat mustajab untuk berdo’a yang berada di Masjid Nabawi, tempatnya berada di antara rumah Nabi dan mimbar Nabi. Luasnya 22 meter dari arah timur ke barat (makam sampai mimbar) dan 15 meter dari arah utara sampai selatan (pagar sampai belakang).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “tempat antara mimbarku dan rumahku adalah salah satu taman dari taman-taman surga, dan mimbarku berada diatas telagaku."
Mimbar yang ada di ar-Raudah sekarang adalah mimbar yang dibuat dimasa Sultan Muraad al-Ustmani pada tahun 1600 M. Namun letak mimbar ini tepat ditempat mimbar Rasulullah.
Mihrab Nabawi, adalah tempat Rasulullah berdiri menjadi imam shalat berjamaah. Ketika membangun masjid, Rasulullah tidak membuat mihrab, hanya beliau selalu berdiri di tempat yang sama yaitu ± 6 meter disebelah timur mimbar. pada tahun 90 H (712 M) Khalifah Umar bin Abdul 'Aziz memerintahkan membangun bentuk setengah lingkaran ditempat tersebut. Mihrab nabawi masuk dalam Raudha.
Biasanya para jamaah dari seluruh dunia berusaha melakukan shalat atau berdoa di Raudha. Namun untuk masuk ke Raudha tidaklah gampang. Ratusan ribu jamaah berebut untuk melakukan ibadah di Raudha. Akibatnya terjadi desak-desakan untuk bisa masuk ke sana.
Makam Rasulullah
Makam Rasulullah saw dinamakan Masqurah. Setelah Masjid Nabawi diperluas, makam itu masuk dalam bangunan masjid. Kalau kita berada di Raudhah dan menghadap kiblat, berarti di sebelah kiri kita adalah bangunan empat persegi berwarna hijau tua yang berwibawa serta memancarkan bau wangi-wangian. Bangunan ini awal mulanya dua buah rumah, yaitu rumah Nabi Muhammad saw dengan Sayidah 'Aisyah dan rumah Ali ra dengan Sayidah Fatimah.
Sejak Nabi Muhammad saw wafat pada tahun 11 H (632M), rumah Nabi terbagi dua. Bagian arah kiblat (Bagian selatan) untuk Makam Nabi dan yang bagian utara tempat tinggal Sayidah 'Aisyah.
Rumah ini sejak tahun 678 H (1279 M) di atasnya dipasang kubah hijau (Dom) sampai sekarang. Jadi di bawah kubah hijau inilah jasad Nabi Muhammad saw dimakamkan. Ini bermakna kalau kita melihat kubah hijau berarti kita melihat Makam Nabi Muhammad saw.
Kemudian Abu Bakar ra dan Umar ra pun dimakamkan di rumah itu, dekat dengan Makam Nabi saw. Ini berarti setengah daripada rumah Nabi saw itu sekarang terdapat tiga makam.
Dikisahkan hingga hari ketiga setelah wafatnya Nabi Muhammad saw yaitu tahun 11.H (632M), jenazah beliau belum dimakamkan, karena terjadinya perdebatan siapa pengganti beliau.
Setelah terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah, barulah jenazah Rasulullah dimakamkan. Waktu akan disemayamkan terjadi perdebatan tentang dimana selayaknya beliau dimakamkan, yang akhirnya disepakati beliau dikubur ditempat beliau terbaring.
Walaupun Rasulullah dimakamkan di kamarnya. 'Aisyah masih tinggal di rumah tersebut
Masjid ini mempunyai empat menara, dengan satu menara disetiap sudut masjid. Masjid ini juga mempunyai kawasan lapangan yang ditutupi dengan kelambu yang dapat dibuka dan ditutup.
Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah ketika beliau hampir sampai di yastrib (nama kota Madinah sebelum di ubah) dalam perjalanan hijrahnya. Masjid Quba' dibangun nabi pada hari senen tanggal 12 Rabi'ul Awal tahun pertama hijrah atau 13 tahun dari kenabian Rasulullah (20 September 622M), kala melaksanakan perjalanan hijrah bersama sahabat Abu Bakar, setibanya di Quba beliau disambut dengan meriah oleh penduduk Quba,. kemudian beliau tinggal dirumah Kalsum bin Hadam dari kabila Aamir bn Auf, Di lahan Kalsum inilah Rasulullah membangun masjid yang peletakan batu pertamanya dilakukan Rasulullah sendiri dan dilanjutkan oleh sahabat-sahabatnya. Dizaman Rasulullah, masjid ini mengalami dua kali perbaikan.
Masjid Jum’ah
Masjid ini terletak ± 700 meter sebelah utara dari masjid Quba'. Di lokasi ini pertama kali Rasulullah melakukan sholat Jum'at. Diriwayatkan, setelah empat hari Rasulullah tinggal di Quba, beliau melanjutkan perjalanannya kembali ke kota yastrib, bertepatan ketika itu hari Jum'at. Ketika sampai pada sebuah wadi di kampung Bani Salim ibnu Auf beliau mengajak semua pengikutnya untuk melaksanakan sholat Jum'at berjama'ah dan beliau sendiri yang mengimami, dan itulah yang pertama sekali sholat Jum'at dalam Islam yang terjadi pada tahun pertama hijrah.
Jabal Uhud
Jabal Uhud merupakan bukit terbesar di Madinah. Di sinilah dulu pernah terjadi perang Uhud tahun 3 H.
Perang Uhud terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Perang Badr, yaitu pada hari sabtu tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Tentara Islam berjumlah 700 orang, sedangkan tentara kafir musyrik Makkah berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Perang Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak sekitar 4/5 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki).
Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Zubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu "Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami”.
Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah saw sendiri berada di sayap kiri.
Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna.
Tentara Quraisy berkemah satu mil di selatan bukit Uhud, Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap, tapi tugas utamanya untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraisy dibawa oleh Talha bin Abu Talha.
Perang Uhud mengisahkan banyak umat Islam syahid setelah para pejuang pemanah turun dari Bukit Uhud, diantaranya adalah paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib, semua syuhada sejumlah 70 orang dikuburkan bersama lengkap dengan pakaian yang dipakaiannya. Perang Uhud banyak memberi pelajaran dan pendidikan kepada umat Islam, terutama soal taat dan kesetiaan kepada pemimpin juga tentang strategi perang.
Di kaki Bukit Uhud inilah para syuhada dikebumikan, kuburannya dipagari pagar besi dan dihiasi dengan papan tulisan berbagai bahasa yang menerangkan tentang makam ini. Papan ini juga mengingatkan pengunjung supaya tidak melakukan hal-hal yang dilarang.
Makam para syuhada ini sekarang diberi pagar keliling setinggi 3 meter dan dari luar pagar kita dapat melihat ke dalam yang hanya nampak tanah datar serta dua batu hitam sebagai nisan dari makam Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah) dan makam Abdullah bin Jahsy (sepupu Rasulullah) sedangkan makam syuhada yang lainnya (68 syuhada) ada di dalam lokasi tersebut tapi tanpa ada tanda-tanda khusus.
Konon pada tahun 46H (667M) atau 43 tahun setelah peristiwa perang, terjadi banjir besar disekitar Uhud, makam Hamzah dan Abdullah longsor dan tampak keduanya masih utuh dan segar seperti baru gugur.
Masjid Khandaq
Masjid Khandaq atau Masjid Khomsah adalah tempat bersejarah dimana Rasullah saw pernah memerintahkan Salman al-Farisi untuk membuat parit (khandaq) agar musuh tidak dapat memasuki Madinah.
Masjid ini didirikan di kawasan terjadinya perang Khandaq. Ia juga dinamakan Masjid Tujuh, karena ada tujuh buah masjid didirikan di kawasan Khandaq ini. Setiap masjid itu mewakili penjuru umat Islam berkubu. Perang Khandaq adalah perang di mana seorang sahabat Salman Al Farisi telah memberi cadangan supaya didirikan parit atau khandaq untuk pertahanan dari musuh. Tapi sekarang bekas parit itu sudah tidak tampak.
Masjid Qiblatain
Masjid Qiblatain pertama kali dinamakan Masjid Bani Salamah. Dinamakan Masjid Qiblatain karena di masjid inilah terjadi perpindahan arah kiblat. Diriwayatkan pada hari Senin, Rajab 2 H, ketika Rasulullah saw hendak melaksanakan sholat dzuhur di masjid ini, tiba-tiba turunlah wahyu QS al-Baqarah 2 : 144, yang memerintahkan Rasullah saw untuk mengalihkan kiblatnya ke Masjidil Haram. Setelah turun wahyu tersebut, beliau segera membalikkan badannya dan mengarahkan kiblatnya ke Masjidil Haram. Atas peristiwa tersebutlah kemudian masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain.
Dari jauh bentuk masjid ini hampir serupa dengan Masjid Quba, karena berwarna putih. Sekarang, kawasan mihrab yang menghadap ke Baitul Muqdis telah ditutup.
Bir Ali
Bir Ali adalah tempat miqotnya orang Madinah atau orang yang datang dari Madinah ketika mau melaksanakan ibadah haji atau umroh. Dulu orang menyebutnya Dzul Hulaifah, suatu tempat kurang lebih 12 km arah selatan Madinah, atau kira-kira 486 km arah utara Mekah, sekarang orang menyebutnya Bir Ali atau Abar Ali.
Batas-batas Kota Madinah
1. Daerah antara dua Labah (labatani/lahar). Yang dimaksud dengan Labatani ialah dua harrah (harratani/dua kawasan berbatu hitam); yaitu, Bagian Timur yang dahulu dikenal dengan nama Harrah Waqim, dan di Bagian Barat yang dahulu dikenal dengan Harrah Wabarah.
2. Pengharaman daerah antara dua kawasan berbatu hitam dan tiga lembah, yaitu jama' Tadharu`, jama' Ummu Khalid dan jama' Aqil atau Aqir, yaitu pegunungan yang membentang dari lembah Aqiq sebelah Barat sampai ke sumur Urwah (dekat Universitas Islam Madinah).
3. Pengharaman daerah antara Tsur dan Ir.
* Tsur adalah bukit kecil yang terletak di belakang gunung Uhud, berwarna merah. Di belakang bukit ini sekarang terdapat jalan ke arah Pelabuhan Udara.
* Ir adalah gunung hitam yang besar yang mengarah ke Barat Daya dari Zulhulaifah (Bir Ali). Pada lereng sebelah Baratnya melintas jalan Hijrah yang merupakan jalur cepat.
Keutamaan Madinah
a. Madinah adalah daerah yang paling dicintai oleh Allah Taala. Ia adalah tempat hijrah utusan-Nya, Muhammad saw, tempat tidur beliau, keluarganya, tetangganya dan Ansharnya. Ia adalah rumah iman dan ke sanalah iman dapat bertahan pada akhir zaman. Dan pada pintu masuknya terdapat malaikat yang menjaga. Tidak akan dimasuki oleh Dajjal dan penyakit thaun. Ia adalah negeri terakhir di dunia yang hancur. Ia adalah tempat turunnya wahyu. Hampir tidak ada tempat di Madinah kecuali di sana diturunkan wahyu atau keluar hadis nabi.
b. Barangsiapa yang ingin berbuat buruk, maka Allah akan melarutkannya sebagaimana larutnya garam di air. Ia terhindar dari kejahatan. Rasulullah saw. bersabda,
اللهم حبب إلينا المدينة كحبنا لمكة أو أشد
Artinya, " Ya Allah! Tumbuhkanlah kecintaan kami kepada Madinah seperti cinta kami kepada Mekah atau lebih dari itu. "
للهم اجعل بالمدينة ضعفي ما جعلت بمكة من البركة
Artinya, " Ya Allah! Jadikanlah keberkahan kota Madinah berlipat dari keberkahan yang Engkau turunkan di Mekah. "
اللهم بارك لنا في مدينتنا، اللهم بارك لنا في صاعنا، اللهم بارك لنا في مدنا، اللهم اجعل مع البركة بركتين.
Artinya, " Ya Allah! Berkahilah kami di kota Madinah kami. Ya Allah! Berkahilah kami pada rezki kami. Ya Allah! Berkahilah kami pada makanan kami. Ya Allah! Jadikanlah satu keberkahan menjadi dua keberkahan. "
من استطاع أن يموت بالمدينة فليمت فإني أشفع لمن يموت بها
Artinya, " Barangsiapa yang mampu untuk meninggal di Madinah, maka meninggallah di sana karena sesungguhnya aku akan memberi syafaat kepada orang yang meninggal di sana. "
Masjid Nabawi
Masjid Nabawi terletak dikota Madinah. Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabatnya dan kaum Muslimin. Adapun jarak Mekah ke Madinah sekitar 498 km, dan bisa ditempuh sekitar 8 jam.
Ziarah di Masjid Nabawi dan Makam Rasul menjadi sunah dikarenakan ibadah di Masjid Nabawi mempunyai keistimewaan tersendiri sebagaimana Masjidil Haram.
Rasullah saw bersabda :“Sholat di Masjidku ini lebih utama seribu kali dari sholat dimasjid lain kecuali Masjidil Haram, dan sholat di Masjidil Haram lebih baik seratus ribu kali dari sholat di masjid lainnya. (HR.Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Hakim).
Masjid ini awalnya dibangun oleh Nabi Muhammad saw beserta sahabat-sahabatnya pada tahun pertama hijriyah (622M) seluas 1050 M2 (panjang 35m dan lebar 30m) yang bersebelahan dengan rumah beliau yang terletak di sebelah timurnya. Masjid Nabawi kala itu sangat sederhana sekali, tiang-tiangnya dari batang korma, atapnya dari pelepah pohon korma, dindingnya terbuat dari batu tanah setinggi 2 meter. Terdapat tiga buah pintu yaitu disebelah kanan, kiri dan belakang (sebelah selatan) dan mihrabnya sebelah utara, karena kiblat masih menghadap ke Baitul Maqdis.
Masjid Nabawi ini mengalami perubahan berkali-kali, pertama kali perluasan oleh Rasulullah saw sendiri di tahun 7 H, setelah Rasulullah memimpin perang Khaibar, sehingga luasnya menjadi 2,475m2. Demikian seterusnya Masjid Nabawi mengalami perluasan demi perluasan.
Masjid Nabawi sekarang mempunyai luas 165.000m2, dengan luas halaman 235.000m2, 10 buah menara dengan ketinggian 104 meter (menara yang baru) dan berdaya tampung 1 juta orang jamaah dimusim haji. Mihrab masjid Nabawi yang sekarang digunakan sebagai tempat imam waktu memimpin shalat berjamaah, disebut Mihrab ustmani, karena lokasi mihrab ini adalah tempat imam setelah masjid Nabawi diperluas oleh Khalifah ustman bin Affan pada tahun 29 H ( 649M).
Dalam Masjid Nabawi terdapat tiang-tiang bersejarah yang perlu diketahui oleh kaum muslimin. Tiang-tiang tersebut adalah:
1. Ustuwanah Aisyah (tiang Aisyah), Berada di tengah-tengah Raudha sebelah barat makam Nabi. Rasullah saw pernah mengimami selama 3 bulan di tempat ini setelah kiblat umat Islam dipindah dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.
2. Ustuwanah Al Wufud (tiang Abi Lubabah atau tiang At Taubah), karena seorang sahabat Abu Lubabah pernah merasa berdosa karena telah menghukum seorang Yahudi Bani Nadzir yang tertahan. Kemudian Abu Lubabah mengikatkan dirinya ke tiang tersebut, dan ia tidak akan melepaskannya sebelum Allah mengampuninya. Akhirnya turunlah ayat An- Nisa : 65 – 67 yang menjelaskan taubatnya telah diterima, dan akhirnya Rasullah sendiri yang melepaskan ikatannya.
3. Ustuwanah Al- Muhlakah. Disebut demikian karena Rasullah melihat ada dahak melekat di tiang itu, maka Allah memerintahkan sahabat untuk membersihkannya. Akhirnya sahabat membersihkan tiang tersebut dan memberinya minyak wangi huluk. Rasullah merasa gembira karena itulah minyak wangi pertama yang diberikan ke masjid tersebut.
4. Ustuwanah As-Sarir. Disebut demikian karena Rasullah menggunakannya untuk tempat tidur beliau yang terbuat dari anyaman kurma dan pelepahnya, berada di tempat I’tikaf Nabi di sebelah Ustuwanah At-Taubah.
5. Ustuwanah Al-Haris. Di tempat inilah Ali Bin Abi Thalib selalu berada di tempat itu untuk menunggu panggilan dan perintah Rasullah saw. Karena itulah tiang ini juga disebut tiang Ali bin Abi Thalib.
Pada bangunan masjid terdapat beberapa buah pintu, diantaranya:
1. Pintu at-Taubah (terletak disebelah kiri kiblat).
2. Pintu Fatimah (terletak disebelah timur).
3. Pintu Tahajud (terletak disebelah utara).
4. Pintu Raudah (terletak disebelah barat, sekarang sudah ditutup).
5. Pintu Jibril (terletak disebelah utara makam Rasulullah).
6. Pintu as Salam (terletak dibagian shaf peertama).
Pintu Masjid ini terbuka seluas-luasnya untuk beribadah, kecuali setelah Shalat Isya karena Masjid ditutup, dan buka kembali pukul 03.00 waktu setempat, berbeda dengan Masjidil Haram yang terbuka untuk beribadah selama 24 jam.
Di Masjid Nabawi, tempat shalat bagi kaum perempuan dipisahkan dengan laki-laki. Berbeda dengan Masjidil Haram yang tidak terpisah. Tempat shalat perempuan berada di belakang kaum laki-laki.
Raudha
Raudha adalah tempat mustajab untuk berdo’a yang berada di Masjid Nabawi, tempatnya berada di antara rumah Nabi dan mimbar Nabi. Luasnya 22 meter dari arah timur ke barat (makam sampai mimbar) dan 15 meter dari arah utara sampai selatan (pagar sampai belakang).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “tempat antara mimbarku dan rumahku adalah salah satu taman dari taman-taman surga, dan mimbarku berada diatas telagaku."
Mimbar yang ada di ar-Raudah sekarang adalah mimbar yang dibuat dimasa Sultan Muraad al-Ustmani pada tahun 1600 M. Namun letak mimbar ini tepat ditempat mimbar Rasulullah.
Mihrab Nabawi, adalah tempat Rasulullah berdiri menjadi imam shalat berjamaah. Ketika membangun masjid, Rasulullah tidak membuat mihrab, hanya beliau selalu berdiri di tempat yang sama yaitu ± 6 meter disebelah timur mimbar. pada tahun 90 H (712 M) Khalifah Umar bin Abdul 'Aziz memerintahkan membangun bentuk setengah lingkaran ditempat tersebut. Mihrab nabawi masuk dalam Raudha.
Biasanya para jamaah dari seluruh dunia berusaha melakukan shalat atau berdoa di Raudha. Namun untuk masuk ke Raudha tidaklah gampang. Ratusan ribu jamaah berebut untuk melakukan ibadah di Raudha. Akibatnya terjadi desak-desakan untuk bisa masuk ke sana.
Makam Rasulullah
Makam Rasulullah saw dinamakan Masqurah. Setelah Masjid Nabawi diperluas, makam itu masuk dalam bangunan masjid. Kalau kita berada di Raudhah dan menghadap kiblat, berarti di sebelah kiri kita adalah bangunan empat persegi berwarna hijau tua yang berwibawa serta memancarkan bau wangi-wangian. Bangunan ini awal mulanya dua buah rumah, yaitu rumah Nabi Muhammad saw dengan Sayidah 'Aisyah dan rumah Ali ra dengan Sayidah Fatimah.
Sejak Nabi Muhammad saw wafat pada tahun 11 H (632M), rumah Nabi terbagi dua. Bagian arah kiblat (Bagian selatan) untuk Makam Nabi dan yang bagian utara tempat tinggal Sayidah 'Aisyah.
Rumah ini sejak tahun 678 H (1279 M) di atasnya dipasang kubah hijau (Dom) sampai sekarang. Jadi di bawah kubah hijau inilah jasad Nabi Muhammad saw dimakamkan. Ini bermakna kalau kita melihat kubah hijau berarti kita melihat Makam Nabi Muhammad saw.
Kemudian Abu Bakar ra dan Umar ra pun dimakamkan di rumah itu, dekat dengan Makam Nabi saw. Ini berarti setengah daripada rumah Nabi saw itu sekarang terdapat tiga makam.
Dikisahkan hingga hari ketiga setelah wafatnya Nabi Muhammad saw yaitu tahun 11.H (632M), jenazah beliau belum dimakamkan, karena terjadinya perdebatan siapa pengganti beliau.
Setelah terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah, barulah jenazah Rasulullah dimakamkan. Waktu akan disemayamkan terjadi perdebatan tentang dimana selayaknya beliau dimakamkan, yang akhirnya disepakati beliau dikubur ditempat beliau terbaring.
Walaupun Rasulullah dimakamkan di kamarnya. 'Aisyah masih tinggal di rumah tersebut
Masjid ini mempunyai empat menara, dengan satu menara disetiap sudut masjid. Masjid ini juga mempunyai kawasan lapangan yang ditutupi dengan kelambu yang dapat dibuka dan ditutup.
Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah ketika beliau hampir sampai di yastrib (nama kota Madinah sebelum di ubah) dalam perjalanan hijrahnya. Masjid Quba' dibangun nabi pada hari senen tanggal 12 Rabi'ul Awal tahun pertama hijrah atau 13 tahun dari kenabian Rasulullah (20 September 622M), kala melaksanakan perjalanan hijrah bersama sahabat Abu Bakar, setibanya di Quba beliau disambut dengan meriah oleh penduduk Quba,. kemudian beliau tinggal dirumah Kalsum bin Hadam dari kabila Aamir bn Auf, Di lahan Kalsum inilah Rasulullah membangun masjid yang peletakan batu pertamanya dilakukan Rasulullah sendiri dan dilanjutkan oleh sahabat-sahabatnya. Dizaman Rasulullah, masjid ini mengalami dua kali perbaikan.
Masjid Jum’ah
Masjid ini terletak ± 700 meter sebelah utara dari masjid Quba'. Di lokasi ini pertama kali Rasulullah melakukan sholat Jum'at. Diriwayatkan, setelah empat hari Rasulullah tinggal di Quba, beliau melanjutkan perjalanannya kembali ke kota yastrib, bertepatan ketika itu hari Jum'at. Ketika sampai pada sebuah wadi di kampung Bani Salim ibnu Auf beliau mengajak semua pengikutnya untuk melaksanakan sholat Jum'at berjama'ah dan beliau sendiri yang mengimami, dan itulah yang pertama sekali sholat Jum'at dalam Islam yang terjadi pada tahun pertama hijrah.
Jabal Uhud
Jabal Uhud merupakan bukit terbesar di Madinah. Di sinilah dulu pernah terjadi perang Uhud tahun 3 H.
Perang Uhud terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Perang Badr, yaitu pada hari sabtu tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Tentara Islam berjumlah 700 orang, sedangkan tentara kafir musyrik Makkah berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Perang Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak sekitar 4/5 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki).
Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Zubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu "Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami”.
Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut. Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah saw sendiri berada di sayap kiri.
Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna.
Tentara Quraisy berkemah satu mil di selatan bukit Uhud, Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap, tapi tugas utamanya untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraisy dibawa oleh Talha bin Abu Talha.
Perang Uhud mengisahkan banyak umat Islam syahid setelah para pejuang pemanah turun dari Bukit Uhud, diantaranya adalah paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib, semua syuhada sejumlah 70 orang dikuburkan bersama lengkap dengan pakaian yang dipakaiannya. Perang Uhud banyak memberi pelajaran dan pendidikan kepada umat Islam, terutama soal taat dan kesetiaan kepada pemimpin juga tentang strategi perang.
Di kaki Bukit Uhud inilah para syuhada dikebumikan, kuburannya dipagari pagar besi dan dihiasi dengan papan tulisan berbagai bahasa yang menerangkan tentang makam ini. Papan ini juga mengingatkan pengunjung supaya tidak melakukan hal-hal yang dilarang.
Makam para syuhada ini sekarang diberi pagar keliling setinggi 3 meter dan dari luar pagar kita dapat melihat ke dalam yang hanya nampak tanah datar serta dua batu hitam sebagai nisan dari makam Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Rasulullah) dan makam Abdullah bin Jahsy (sepupu Rasulullah) sedangkan makam syuhada yang lainnya (68 syuhada) ada di dalam lokasi tersebut tapi tanpa ada tanda-tanda khusus.
Konon pada tahun 46H (667M) atau 43 tahun setelah peristiwa perang, terjadi banjir besar disekitar Uhud, makam Hamzah dan Abdullah longsor dan tampak keduanya masih utuh dan segar seperti baru gugur.
Masjid Khandaq
Masjid Khandaq atau Masjid Khomsah adalah tempat bersejarah dimana Rasullah saw pernah memerintahkan Salman al-Farisi untuk membuat parit (khandaq) agar musuh tidak dapat memasuki Madinah.
Masjid ini didirikan di kawasan terjadinya perang Khandaq. Ia juga dinamakan Masjid Tujuh, karena ada tujuh buah masjid didirikan di kawasan Khandaq ini. Setiap masjid itu mewakili penjuru umat Islam berkubu. Perang Khandaq adalah perang di mana seorang sahabat Salman Al Farisi telah memberi cadangan supaya didirikan parit atau khandaq untuk pertahanan dari musuh. Tapi sekarang bekas parit itu sudah tidak tampak.
Masjid Qiblatain
Masjid Qiblatain pertama kali dinamakan Masjid Bani Salamah. Dinamakan Masjid Qiblatain karena di masjid inilah terjadi perpindahan arah kiblat. Diriwayatkan pada hari Senin, Rajab 2 H, ketika Rasulullah saw hendak melaksanakan sholat dzuhur di masjid ini, tiba-tiba turunlah wahyu QS al-Baqarah 2 : 144, yang memerintahkan Rasullah saw untuk mengalihkan kiblatnya ke Masjidil Haram. Setelah turun wahyu tersebut, beliau segera membalikkan badannya dan mengarahkan kiblatnya ke Masjidil Haram. Atas peristiwa tersebutlah kemudian masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain.
Dari jauh bentuk masjid ini hampir serupa dengan Masjid Quba, karena berwarna putih. Sekarang, kawasan mihrab yang menghadap ke Baitul Muqdis telah ditutup.
Bir Ali
Bir Ali adalah tempat miqotnya orang Madinah atau orang yang datang dari Madinah ketika mau melaksanakan ibadah haji atau umroh. Dulu orang menyebutnya Dzul Hulaifah, suatu tempat kurang lebih 12 km arah selatan Madinah, atau kira-kira 486 km arah utara Mekah, sekarang orang menyebutnya Bir Ali atau Abar Ali.
No comments:
Post a Comment